Rabu, 10 Juni 2015

Adzan Jelek




Jalaluddin Rumi, penyair sufi yang lahir pada tahun 1207 M (604 H) pernah berkisah tentang seorang muazin yang bersuara jelek, tidak enak didengar. Dia ingin sekali mengumandangkan adzan. Teman-teman di sekitarnya menasihati agar dia tidak melantunkan adzan. Mereka khawatir terjadi sesuatu yang tidak diinginkan karena mereka tinggal di tengah-tengah mayoritas bukan muslim. Namun, si muazin  bersikeras melantunkan azan karena itu adalah perintah agama. Tidak yang bias menghalangi orang untuk melakukan kewajiban agamanya. Akhirnya, lantunan azan yang memekakkan telinga pun terdengar ke mana-mana.
Dampak azan itu, seorang non-muslim tiba-tiba hadir ditengah-tengah jamaah kecil tersebut sambil membawa jubah, lilin, dan manisan. Dia bertanya-tanya mencari si tukang azan. Seluruh jamaah terdiam sambil menyesali perbuatan si muazin. Dalam kecemasan yang memuncak, tiba-tiba saja satu kalimat terlontar dari lisan non-muslim yang datang itu: “tunjukkan kepadaku mana tukang azan yang membahagiakan hatiku itu!”
Sembari bernafas lega, salah seorang jamaah menyahut, “kebahagiaan apa yang engkau peroleh dari azan yang memekakkan telinga itu?”
Si non-muslim berverita bahwa dia mempunyai anak gadis yang telah lama ingin menikah dengan seorang pemuda muslim. Untuk itu, dia telah mempelajari agama islam sebagai bekal hidup bersama pemuda tersebut. Dia sangat ingin menyatakan masuk islam . tetapi, ketika mendengar azan suara azan itu, dia bertanya “suara apa itu Ayah?aku tidak pernah mendengar suara sejelek itu!”
Si non-muslim menjawab bahwa itu adalah suara orang islam memanggil orang beribadah. Sejak itu, sia anak tidak tertarik lagi untuk masuk islam. “Maka, aku sangat bahagia atas sikapnya. Tiada kebahagiaan yang lebih dari ini. Karena itu, tunjukkan padaku mana si tukang azan itu! Aku akan memberinya hadiah-hadiah ini dan kalau aku memiliki banyak harta, aku akan memberikannya sebagai hadiah,” kata si non-muslim.
Lewat kisah parody, jalaluddin rumi berpesan “kita dapat menegakkan ajaran islam seperti menyuarakan azan, bisa indah, bisa jelek.dan cara kita mengamalkan ajaran islam akan memengaruhi sikap orang lain terhadap islam.

Tidak ada komentar: