Jumat, 12 Agustus 2016

Lantunan Al Qur'an Kiai Qomaruzzaman Banten

Berperawakan kecil, putih bersih, dan telapak tangan selembut kapas, Kiai Qamaruzzaman adalah satu dari sedikit kiyai sepuh yang masih tersisa. Pengasuh Pondok Pesantren Bahrul Ulum Padarincang, Banten, ini tak lain adalah cucu KiyaiAsnawi Caringin, sertasahabat Abuya Dimyati Cidahu, Pandeglang.
Abah Qomar―demikian kami menyebutnya―memiliki suara yang sangat indah dan menguasai qira’ah sab’ah.Muammar dan Khumaidi adalah beberapa qori’nasional yang mentashih qiro’ahnya kepada beliau.
Tetapi pada tahun 70-an, Abah Qomar yang kerap diundang menjadi qori’ itu terpaksa menghentikan kegiatan qiro’ah-nya.Pasalnya, lantunan Al Qur’an yang dibawakan Abah Qomar memengaruhi begitu banyak orang dengan hebatnya,menyebabkan mereka melakukan tindakan-tindakan tanpa sadar. Apabila Abah Qomar mengimami salat, makmum akan fana dan lupa membaca surah al fatihah.
Keadaan ini menyebabkan Kiyai Suhaimi, Kampung Sawah, Banten, mengeluarkan fatwa bahwa Abah Qomar haram menjadi imam. Selain itu, beliau juga difatwakan haram menjadi makmum karena tak seorangpun yang menyamai kefasihan dan pengetahuannya tentang AlQur’an.
Abah Qomar menurut.
Secara mengejutkan, ia mencabuti semua gigi yang dimilikinya hingga ompong. Dengan begitu, sirnalah kefasihannya, dan tak ada lagi yang akan mengundangnya menjadi qori’ atau memintanya menjadi imam salat. Beliau lalu membangun sebuah pondok pesantren di Padarincang, dan mengurangi aktifitas di luar rumah. (HOKI)

Tidak ada komentar: