Ahmad
Rodli pernah suatu ketika soan kepada romone,KH.M.Syafi'i
Baidhowi,pengasuh ponpes Ma'haduth Tholabah Babakan Lebaksiu
Tegal,perbincangan antara murid dan guru berlangsung cukup
lama.berbicara berbagai masalah,dari masalah pondok (Kang Rodli adalah
pengurus) samapai masalah hukum islam,di tengah perbincangan,putra
beliau,gus ismat,yg saat itu baru berumur 5 tahun jatuh dan menangis.
"ah arikling,baru jatuh segitu saja sudah menangis"ledek romone (panggilan akrab santri kepada beliau) kepada putra sulungnya tersebut,kang rodli tersenyum mendengar ledekan romone barusan.
"mending aku bah,nangis soalnya jatuh dan sakit,lah abah malam-malam tanpa alasan malah nangis-nangis sendiri,setiap hari lagi!!"balas gus ismat dengan nada yg tersedu-sedu menahan tangis.
Kang rodli yg masih di ruang tamu ndalemnya romone kagum pada apa yg gus ismat omongkan,dari perkataan gus ismat lah kang rodli dan santri-santri yg pernah di ceritakan perihal tadi tahu kalau romone bener-bener setiap malam menangis kepada-Nya.
"ah arikling,baru jatuh segitu saja sudah menangis"ledek romone (panggilan akrab santri kepada beliau) kepada putra sulungnya tersebut,kang rodli tersenyum mendengar ledekan romone barusan.
"mending aku bah,nangis soalnya jatuh dan sakit,lah abah malam-malam tanpa alasan malah nangis-nangis sendiri,setiap hari lagi!!"balas gus ismat dengan nada yg tersedu-sedu menahan tangis.
Kang rodli yg masih di ruang tamu ndalemnya romone kagum pada apa yg gus ismat omongkan,dari perkataan gus ismat lah kang rodli dan santri-santri yg pernah di ceritakan perihal tadi tahu kalau romone bener-bener setiap malam menangis kepada-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar