Ibarat kita para pembalap moto jipi,aku duduk manis di tribun melihat
mereka balapan sambil menikmati secangkir kopi dan sebungkus gudang
garam yang di selimuti abu vulkanik gunung kelud.
Aku seperti pembalap yang kehilangan motor dan cedera parah hingga aku sendiri tak tahu kapan aku mulai mengejar mereka meski harus tanpa poin sepeser pun.
Maaf ku sampaikan pada para pendukungku,entah yang ikut urun bensin atau cuma menyanyikan yel-yel dan memasang spanduk motifasi di hatiku,di hidupku.
Aku seperti pembalap yang kehilangan motor dan cedera parah hingga aku sendiri tak tahu kapan aku mulai mengejar mereka meski harus tanpa poin sepeser pun.
Maaf ku sampaikan pada para pendukungku,entah yang ikut urun bensin atau cuma menyanyikan yel-yel dan memasang spanduk motifasi di hatiku,di hidupku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar